Lompat ke isi utama

Berita

EMPAT KERAWANAN PILKADA DITENGAH PANDEMI COVID-19

EMPAT KERAWANAN PILKADA DITENGAH PANDEMI COVID-19

#semetonbawaslu Anggota Bawaslu RI Mochammad Afiffuddin, S.Th.I, M.Si sebutkan ada 4 kerawanan ketika Pilkada dilaksanakan di tengah Pandemi Covid-19. Empat kerawan tersebut yakni, kerentanan masyarakat akibat krisis ekonomi, politisasi bantuan sosial dan ekonomi, menggunakan musibah sebagai alat menekan lawan politik dan tingkat partisipasi masyarakat.

Dia mengatakan, ketika masyarakat krisis ekonomi akan memotifasi atau men-suport situasi kerawanan politik uang bertambah. Karena faktor yang sangat mendorong politik uang ini adalah ketika masyarakat susah makan, ketika ekonomi susah, entah akibat tidak memiliki pekerjaan karena di PHK atau lain sebagainya. Jadi tentunya hal ini akan membuat politik uang semakin bertambah jika Pilkada dilaksanakan dalam Pandemi Covid-19,”Ucapnya dalam diskusi online dengan tema “Dinamika Pengawasan Pilkada di Tengah Pandemi Covid-19” yang digelar oleh Bawaslu Provinsi Bali, Jumat (22/5/2020).

Selanjutnya yaitu masalah “politisasi bantuan sosial”. Hal ini akan sangat rawan terjadi, karena Kembali lagi, ketika masyarakat kesulitan ekonomi, mereka akan sangat membutuhkan sekecil apapun bantuan yang datang. Nah hal ini bisa dimanfaatkan oleh para calon nantinya, bahkan akan sangat rawan dilakukan oleh calon yang sedang menjabat atau petahana. Kedoknya memberikan bantuan atau misi sosial tetapi dalam misi social tersebut dicampuri dengan kepentingan politik,”ujarnya.

Yang ke tiga yaitu menggunakan musibah sebagai alat menekan lawan politik. Afif mengatakan dalam Pandemi seperti ini, tidak menutup kemungkinan jika musibah ini digunakan sebagai alat untuk menekan lawan politik. Karena akan ada kemungkinan ada iming-iming bantuan yang digunakan sebagai alat tekan untuk memilih calon bersangkutan.

Yang terakhir afif menyebutkan adalah masalah partisipasi masyarakat yang ketika Pilkada dilaksanakan saat Pandemi Covid-19 pastinya akan merendah. Karena masyarakat masih ada semacam trauma atau ketakutan ketika harus keluar dan berkerumun dengan banyak orang untuk memilih ke TPS dalam situasi pandemi. Tentunya masyarakat akan takut tertular oleh virus Corona ini, jadi partisipasi masyarakat adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan ketika Pilkada dilaksanakan di tengah Pandemi Covid-19,”pungkasnya.